Kearifan Lokal Agama Hindu Kaharingan Untuk kelas VII

Authors

  • Heny A. Sadek Kemenag Kota Palangka Raya

Abstract

Proses penciptaan manusia menurut Hindu Kaharingan dijelaskan secara panjang lebar di dalam kitab suci Panaturan. Proses adanya manusia di muka bumi tidak langsung ada begitu saja, tetapi melalui tahapan yang panjang, proses itu dimulai atas kuasa dan kehendak Ranying Hatala Langit dan Jatha Balawang Bulau. Dua bentuk kekuasaan tersebut digambarkan berupa pancaran yang berasal dari Bukit Bulau dan Bukit Hintan, kedua pancaran atau sinar tersebut bertemu dan saling menyatu sehingga menghasilkan dua insan yang disebut Manyemei Malingar Langit (laki-laki) dan Kameluh Bajarumat Hintan (perempuan).
Raja Bunu adalah anak dari pasangan Manyamei Tunggul Garing Janjahunan Laut dan Kameloh Putak Bulau Janjulen Karangan Limut Batu Kamasan Tambun. Manyamei Tunggul Garing dan Kameloh Putak Bulau merupakan menurut Hindu Kaharingan adalah manusia yang pertama kali diciptakan oleh Ranying Hatalla Langit. Dan Raja Bunu memang diwariskan untuk menghuni bumi dengan ciri–ciri keturunannya bisa mati atau meninggal setelah keturunan ke sembilan.
Dalam perjalanan hidupnya di pantai danum Sangiang (alam Sangiang) ketiga saudara kembar ini mengalami banyak peristiwa, secara khusus Raja Bunu mengalami peristiwa-peristiwa yang sangat berbeda dari kedua saudaranya. Hal yang dialami oleh Raja Bunu adalah Dia tidak bisa tumbuh sehat dan besar dengan hanya memakan pantar pinang (sirih dan pinang) seperti kedua saudaranya. Melihat hal demikian Ranying Hatala Langit kemudian menganugerahkan behas nyangen tingang (beras) yang ditaruh di dalam lalang tambangap langit sebagai bahan makanan Raja Bunu. Setelah makan behas nyangen tingang barulah Raja Bunu bisa tumbuh sehat dan normal. Dengan panjang lebar Ranying Hatalla Langit berfirman kepada Raja Bunu, berbunyi demikian “Untuk engkau ketahui Raja Bunu, bahwa engkau dan semua anak keturunanmu akan AKU turunkan mengisi permukaan tanah bumi yang telah kuciptakan dan AKU sebutkan itu Kehidupan, serta bagi anak keturunanmu nantinya, ia kembali kepadaku melalui kematian. Meskipun demikian “Engkau jangan merasa kwatir mendengar petunjuk dariKU walaupun keturunanmu itu menjadi bagian yang mati, mereka itu akan dibantu oleh keturunan kedua saudaramu mengembalikannya menyatu kepadaku”. Mengapa bisa demikian? Karena AKU adalah awal segala kejadian, begitu pula AKU yang mengakhirinya.

References

Harianto. 1991. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya; Kepiting Koentjaraningrat. 1997.
Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta; Cipta Media. 2002.
Sejarah Teori Antropologi,Jakarta; Universitas Indonesia.Moleong, Lexy J. 1999.
Metode Penelitian Kualitatif, Bandung; PT Remaja Rosidakarya.
Milles, Matthew, dkk. 1992. Analisis Data Kualitatif buku Sumber MetodeBari, Jakarta; Universitas Indonesia (UI Press).
O Dea, Thomas F. 1985. Sosiologi Agama Suatu Pengantar Awal, Jakarta; Rajawali
Pendit Nyoman S, 1989. Bhagawadgita. Jakarta,Dharma sarati.
Putra Ny. IGst. Agung Mas. 2001. Upakara Yadnya, Denpasar, Pemerintah Daerah Bali.
Ritzer, George dan Douglas J Goodman. 2007. Teori Sosiologi Modern Edisi ke enam, Jakarta; Kencana
Riwut. Tjilik, 1979.Kalimantan Membangun. Jayakarta Agung Offset. Jakarta
Riwut ,Nila. 2007. ManeserTatuHiang Menyelami kekayaan Leluhur, Palangka Raya; Pustaka Lima.
Sugiyono, 2005, Memahami penelitian kualitatif, Bandung : CV. Alfa Beta.
Surayin Ida ayu Putu, 2004. Melangkah ke arah persiapan Upakara-Upacara Yadnya, Surabaya; Paramita.
Titib, I Made. 2003. Teori & Simbol-Simbol Dalam Agama Hindu, Surabaya; Paramita.
Tim penyusun, 1994. Panaturan, Palangka Raya; Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan Pusat.
Panaturan, penerbit Widya Dharma. Denpasar 2009
Kandayu (kidung Persembahyangan) diterbitkan oleh Majelis Besar Agama Hindu kaharingan (MB-AHK) Pusat di palangka Raya, tahun 2019
Lewis KDR (1992 ; 5-6) makalah berjudul : Kaharingan dalam Pembangunan Kalimantan Tengah.
Tjilik Riwut, Kalimantan membangun alam dan Budaya, penerbit NR.Publisshing: cetakan I 1993 dan cetakan ke II, 2007
Triguna Yudha Ida Bagus Gde 2000. Teori Tentang Simbol, Denpasar; Widya Dharma.
Usma, Usaini, Dkk. 2004. Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta; Bima banua.
https://hindukaharingan.home.blog/
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-agama.html
https://revhahn.blogspot.com/2015/05/agama-sebagai-pandangan-hidup.html
https://sanusiadam79.wordpress.com/2013/04/25/manusia-dan-pandanganhidup/
https://aychanblog.wordpress.com/2019/12/30/manusia-dan-pandanganhidup/
https://manfaat.co.id/manfaat-agama-dalam-kehidupan-manusia
https://pastikanengah.blogspot.com/2015/09/upacara-bhuta-yadnya.html

Downloads

Published

08-10-2021

How to Cite

Sadek, H. A. (2021). Kearifan Lokal Agama Hindu Kaharingan Untuk kelas VII. Jayapangus Press Books, i–95. Retrieved from http://book.penerbit.org/index.php/JPB/article/view/1453

Issue

Section

Articles