TY - JOUR AU - Nadra, I Nyoman PY - 2018/11/30 Y2 - 2024/03/29 TI - PERAN CATUR SANAK DALAM KEHIDUPAN MANUSIA: Kajian Agama Hindu JF - Jayapangus Press Books JA - JPB VL - IS - SE - Articles DO - UR - http://book.penerbit.org/index.php/JPB/article/view/116 SP - i-83 AB - <p>Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan anugerahNya sehingga buku ini dapat selesai disusun. Buku yang berjudul “Peran <em>Catur Sanak</em> Dalam Kehidupan Manusia: Kajian Agama Hindu” mencoba untuk melihat kehidupan masyarakat Indonesia khususnya Hindu yang sangat multikultur, baik budaya, suku, adat maupun kebiasaan, kebiasaannya.</p><p>Apalagi dalam urusan beragama yang sering dikenal dengan istilah <em>Desa, Kala, Patra</em>. <em>Desa, Kala, Patra</em> di Bali sangat berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, sehingga Bangsa Indonesia sangat kompleks untuk mengurus kehidupan masyarakatnya, dalam kehidupan masyarakat terutama Hindu Bali sangat penting memperhatikan <em>Sang Catur Sanak</em> (saudara empat lahir manusia), yang setia mengikuti dari lahir sampai meninggal, dengan adanya perkembangan globalisasi banyak orang Hindu Bali yang tidak mengenal <em>Catur Sanak</em> (saudara empat manusia), ketidak tahuan terhadap <em>catur sanak </em>bisa menyebabkan kehidupan manusia tidak bahagia maupun sebaliknya bahagia lahir batin kalau dia mengetahui dan melakukan upacara yadnya dari awal perkawinan orang tuanya sampai lahir anak tumbuh Dewasa.</p><p>Karena idelanya kehidupan manusia di dunia ini harus berkarak terbaik, bermoral baik, bahagia, dan sejahtera. Untuk mencapai kesemua itu sangat penting untuk mendalami, melakukan terkait dengan <em>Catur Sanak</em>. Semakin hari manusia itu semakin besar maka saudara <em>Catur Sanak</em> tersebut juga mengalami perubahan status atau terjadi perubahan nama dari <em>Yeh nyom, Darah, Ari-ari, Lamad</em>. Nama-nama tersebut seiring dengan perjalanan waktu mengalami perubahan, begitu juga bayi itu sendiri semakin besar-semakin besar. Perubahan perubahan tersebut diantaranya <em>Yeh Nyom </em>menjadi Anggapati<em>, Darah </em>menjadi Mrajapati<em>, Ari-ari </em>menjadi Banaspati<em>, Lamad </em>menjadi <em>Banaspati Raja</em>.</p><p>Pertemuan antara <em>kama putih </em>(bapak) dengan <em>kama bang</em> (ibu) dimana pertemuan ini mengasilkan laki-laki (kama putih), <em>kama bang</em> (perempuan), dan kalau warnanya dadu akan menjadi bencong <em>“Nihan Kawiting Manusanira Duk Sira Ring Jero Weteng, Kaweruhakena arane, Sangkane Ana Jatma Lanang, Wadon, Mwang Kedi. Duk Bapanta Matemu Ring Babunta, Ana Kama Putih, Kama Bang, Kama Dadu. Kama Putih dadi Lanang, Kama Bang dadi Wadon, Kama Dadu Dadi Kedi”</em>.</p><p>Makna Keberaneka Ragaman, makna kemaha kuasaan Tuhan, Makna Kesaktian, Makna Kesaktian, <em>Iki Kangetakna kawisesan Sanghyang Pancamahabhuta. Yan sira arep sakti. Iki adegang linggiyang taksu. Pasuk wetu ring ragane. Pada mijilang kawisesan kabeh. Nanging sira mangda astiti ring Ida Bhatara sami ngaturang panyanggra sasai-sasainan. Sangkaning nirmala. Tan wenang meroko, iki pangastawanya kabeh.</em></p><p>Kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dari berbagai pihak demi perbaikan untuk penyusunan buku berikutnya. Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun buku ini.</p> ER -