Identitas Tokoh Pan Balang Tamak Dalam Teks Dan Konteks Masyarakat Bali

Authors

  • I Wayan Wastawa Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Keywords:

Pan Balang Tamak, Masyarakat Bali

Abstract

Analisis identitas tokoh Pan Balang Tamak dalam teks dan konteks masyarakat Bali menunjukkan ada perbedaan mencolok dalam teks lisan, teks tulis, ataupun artefak sebagai teks. Pada teks lisan identitas Pan Balang Tamak dengan citra negatif lebih menonjol dibandingkan dengan citra positifnya. Citra negatif Pan Balang Tamak dalam teks lisan ini tergantung dari persepsi masyarakat yang diceritakan dari mulut-kemulut sebagai hiburan belaka, seperti identitas licik, pemalas, rakus, dan loba. Selanjutnya, citra positif terdapat dalam teks tulis dan teks artefak, seperti teks GBT, Tutur Balang Tamak dan Palinggih Balang Tamak, yang lebih menonjolkan pada identitas sebagai “manusia Dewa”, yaitu manusia yang memiliki sifat-sifat dan karakter kedewataan. Kemudian, dibuatkan Palinggih Balang Tamak sebagai peringatan bahwa tokoh Pan Balang Tamak benar-benar dikonotasikan sebagai titisan Dewa.

Berdasarkan analisis teks dan konteks cerita, yakni menunjukkan adanya ideologi kritis Pan Balang Tamak di balik teks lisan, teks tulis, dan teks budaya. Tokoh Pan Balang Tamak sebagai objek formal history-antropologis dan sebagai objek ontologis, yakni pada penceritaannya dikatakan mengalami proses lahir, hidup, dan mati. Kodrat sebagai manusia yang bebas dan berbudaya, Ki Balang Tamak sesungguhnya berada pada dua dunia dengan tiga peran, yakni ada pada dunia maya (nyata) sebagai tokoh manusia biasa yang merepresentasikan masyarakat kecil (wong cilik), di samping sebagai seorang guru kerohanian. Kemudian, di dunia kedewataan ia berperan sebagai dewaning sarwa prani atau Dewa semua kehidupan. Pada tataran teologis, Pan Balang Tamak mewakili peran dunia kedewataan. Dalam hal ini ia berperan sebagai seorang hakim dan guru kerohanian yang bijak. Dengan karakter ini ia sebagai manusia diperdewa yang berada di bhuana alit (jasmani manusia) dan bhuana agung atau alam besar. Peran ini menceritakan ideologi kosmologi penciptaan bhuana alit dan kosmologi penciptaan ruang-ruang ritual dalam rangka ide pembebasan roh untuk menyatu kepada Sang Pencipta dan pembebasan masyarakat dari tekanan psikologis penguasa.

Analisis dampak dan makna berdasarkan aspek aksiologis, yakni ada dua dampak yang ditimbulkan. Pertama, dampak negatif sebagai tekanan psikologis kepada masyarakat yang sering dijuluki seperti karakter negatif Pan Balang Tamak. Tekanan ini memunculkan budaya suryak siu dalam praktik penghukuman dengan kasepekang, timbulnya budaya fitnah dan pencelaan (blackcampaign) dalam pencitraan untuk Bali memperoleh pengakuan di masyarakat. Kedua, dampak positif penceritaan Pan Balang Tamak adalah berupa penguatan budaya de koh ngomong sebagai akibat pembungkaman masyarakat dari hak berpendapat menuju proses keterkebukaan dan demokratisasi. Melalui budaya de koh ngomong, sebagai cikal bakal budaya berpikir kritis dan pencerahan, akhirnya masyarakat selalu mempergunakan logika sebagai kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Hal ini yang menjadikan segala pemikiran Pan Balang Tamak masuk akal dan rasional. Di samping itu, pembongkaran ini dapat menumbuhkan solidaritas keagamaan karena telah terjadi pemahaman tentang tokoh Pan Balang Tamak. Selanjutnya, dalam konteks teologis, Pan Balang Tamak dalam posisi nirguna brahman karena Balang Tamak dipahami sebagai Tripurusa (Siwa, Sadha Siwa, dan Parama Siwa) dalam Tutur Balang Tamak maupun GBT, yang selalu diasosiasikan sebagai sunia, nirbana, Sang Hyang Embang, niskala, dan raganta, sebagai para Brahman. Dalam aspek Dewa-ya bahwa Pan Balang Tamak dipersamakan dengan dewa yang digambarkan dalam berbagai nama, atribut, bentuk, dan sifat sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh manusia. Dalam hal ini seperti sebutan, Ki Balang Tamak sebagai Dewa penguasa hutan, subak, tegal, pasar, karang paumahan, juga dengan sebutan Sang Hyang Smara, Sang Hyang Kawi, Sang Hyang Aksara, Sang Hyang Siwapati, Sang Hyang Sastra. Kedua, Pan Balang Tamak sebagai tatanan manusa ya, artinya ia memiliki sifat-sifat kemanusiaan seperti manusia lainnya secara umum, yakni sifat daivisampad dan asuri sampad. Sifat daivi sampad mengarah kepada sifat-sifat kebaikan dan kebajikan di samping pembebasan dari kemelekatan duniawi (tresnaasih) menuju jiwam mukti guna mencapai sunia/moksa. Dalam dunia postmodern, jiwam mukti adalah suatu kebebasan dari tekanan pihak lain yang mengekang dan melarang individu untuk berbuat sesuai dengan hukum moral dan martabatnya sebagai manusia. Selanjutnya sifat asuri sampad menjadi sifat sebagai bhuta-ya atau sifat-sifat keraksasaan yang dipengaruhi oleh unsur Triguna utamanya sifat tamas sehingga Pan Balang Tamak memiliki sifat rakus, tamak, loba, pemalas dan maboya.

References

Abdullah, Irwan. 2006. Kontruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Adams, Ian. 2004. Ideologi Politik Mutakhir, Konsep, Ragam, Kritik, dan Masa Depannya. Yogyakarta : CV. Qalam.
Adi Wiguna, I Made. 2005. “Pura Pan Balang Tamak dan Cerita Pan Balangtamak di Desa Nongan Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem : Perspektif Mitos, Status, dan Fungsi” tesis Universitas Hindu Indonesia, Denpasar.
Adia Wiratmaja, G.K. Etika Tata Susila Hindu Dharma. Magelang.
Ager, Ben. 2006. Teori Sosial Kritis: Kritik, Penerapan, dan Implikasinya. Yogyakarta : Kreasi Wacana.
Ali, Sayuti, 2002. Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Teori & Praktek. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Amalados, Michael, 2001. Teologi Pembebasan Asia, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Anonim. 2005. UUD‟45 Hasil Amandemen dengan Penjelasannya. Jakarta : Permata Bangsa.
Ardika, I Wayan, dan I Made Sutaba, 1996. Dinamika Kebudayaan Bali. Denpasar : Upada Sastra.
Badruzaman, Abad. 2007. Teologi Kaum Tertindas: (Kajian Tematik Ayat-ayat Mustadh‟afin dengan Pendekatan Keindonesiaan). Yogyakarta : P3M STAIN Tulungagung dengan Pustaka Pelajar
Bagus, I Gusti Ngurah. 1976. Satua-satua sane Banyol ring Kasusastraan Bali. Singaraja : Balai Penelitian Bahasa.
Barker, Chris. 2005. Cultural Studies: Teori dan Praktik. Yogyakarta : Bntang Utama.
Barthes, Roland. 2007. Membedah Mitos-mitos Budaya Massa.Yogyakarta & Bandung : Jalasutra.
Basrowi dan Sudikin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Grounded Theory, Fenomenologi, Etnometodologi, Etnografi, Dramaturgi, Interaksi Simbolik, Hermeneutik, Konstruksi Sosial, Analisis Wacana, dan Metode Refleksi. Surabaya: Insan Cendekia.
Bawa Atmadja, I Nengah. 2001. Reformasi ke Arah Kemajuan yang Sempurna dan Holistik: Gagasan Perkumpulan Sūrya Kānta Tentang Bali di Masa Depan. Surabaya: Paramitha.
Bawa Atmadja, I Nengah. 2004. Pelabelan Seks dan Gender Dekonstruksi Proses Menjadi Wanita Melalui Pendidikan Keluarga pada Masyarakat Bali. Jurnal Kajian Budaya, Volume 1 Nomor 2. Universitas Udayana.
Beilharz, Peter,2005. Teori-Teori Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Berger, Arthur Asa. 2005. Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer: Suatu Pengantar Semiotika. Yogyakarta : Tiara Wacana.
Bernet, Kempers,A.J. 1960. Petunjuk tentang Peninggalan-Peninggalan Purbakala di Bali, Disalin oleh Drs. R. Soekmono, Seri Candi 2, Cetakan II. Jakarta : Balai Buku Ikhtiar.
Bogdan dan Taylor, 1992. Metode Penelitian Kualitatif: Suatu Pendekatan Fenomenologis terhadap Ilmu-ilmu Sosial. Surabaya : Usaha Nasional.
Brooks, Ann. 2009. Pofeminisme & Cultural Studies. Yogyakarta : Jalasutra.
Brown, Rupert, 2005. Prejudice Menangani “Prasangka” dari Perspektif Psikologi Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Capra, Fritjop.2004. Titik Bali Peradaban, Sain, Masyarakat, dan Kebangkitan Kebudayaan. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka.
Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda, dan Makna. Buku Teks Dasar mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta : Jalasutra.
Daniel L. Pals. 2001. Seven Theories of Religion.Yogyakarta : Qalam.
Dharma Putra. 2004. Bali Menuju Jagatitha: Sebuah Pengantar. Denpasar : Bali Post.
Dharmika. 2000. Sejarah Pura-pura Di Bali. Denpasar : Cintamani.
Dea, Thomas F.O‟. 1987. Sosiologi Agama. Jakarta : Yayasan Solidaritas Gajahmada.
Dean, G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin. 2004. Teori Konflik Sosial, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Denzin, Norman K. dan Yvonna S. Lincoln, 2009. Handbook Of Qualitatif Research. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Dinas Pendidikan Dasar Provinsi Bali, 1989. Kamus-Bali Indonesia. Denpasar.
Donder, I Ketut. 2009. Teologi : Memasuki Gerbang Ilmu Pengetahuan Ilmiah tentang Tuhan Paradigma Sanatana Dharma. Surabaya : Paramita.
Donder, I Ketut. 2007. Kosmologi Hindu: Penciptaan, Pemeliharaan, dan Peleburan Kembali Alam Semesta. Surabaya : Paramita.
Duija, I Nengah. 2005. “Tokoh Sabdopalon: Rekonstruksi Pemaknaan Politik Kebudayaan Hindu-Islam di Blambangan, Banyuwangi.” Disertasi Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar
Eiseman JR, Fred E. 1992. Bali Sekala & Niskala. Singapore : Published by Pariplus Editions (HK) Ltd.
Fasri, Fauzi. 2007. Penyingkapan Kuasa Simbol. Yogyakarta : Juxtapos.
Fasya, Teuku Kemal. 2006. Kata & Luka Kebudayaan. Medan : USU Press.
Frolov, ED. 1984. Dictionary of Philosophy. Moscow : Progress Publishers.
Fukuyama, Francis. 2005. Guncangan Besar Kodrat Manusia dan Tata Sosial Baru. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Furchan,Arief dan Agus.H Maimun. 2005. Studi Tokoh, Metode Penelitian mengenai Tokoh. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Geertz, Clifford. 1973. The Interpretation of Cultures. London: Hut Chinson.
Geertz, Ckifford. 1992. Tafsir Kebudayaan. Terjemahan Fransisco Budi Hadiman. Yogyakarta : Kanisius.
Giddens, Anthony. 2001. Tumbal Modernitas Ambruknya Pilar-pilar Keimanan. Yogyakarta : IRCiSoD.
Giddens, Anthony. 2009. Problematika Utama dalam Teori Sosial: Aksi, Struktur, dan Kontradiksi dalam Analisis Sosial. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ginarsa, I Ketut dkk. 1984-1985. ”Ciwagama Karya Ida Pedanda Made Sidemen” (Transliterasi). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Goris Roelof.1974. Kepercayaan Orang Bali.
Griffin, David Ray. 2009. Tuhan & Agama dalam Dunia Posmodern. Yogyakarta : Kanisius.
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Jilid 1 dan 2. Yogyakarta : Andi
Halliday,M.A.K. & Ruqaiya Hasan,1994. Bahasa, Konteks, dan Teks. Aspek-Aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Yogyakarta:Gajah Mada Univerty Press.
Hendropuspito,O.C.D. 1983. Sosiologi Agama. Yogyakarta : Kanisius.
Howard, Roy J. 2001. Pengantar Teori-teori Pemahaman Kontemporer Hermeneutika, Wacana Analitis, Psikososial, dan Ontologis. Jakarta : Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation.
Hudaniah, Tri Dayaksini, 2006. Psikologi Sosial, Edisi Revisi. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.
Ian, Adamas. 2004. Ideologi Politik Mutakhir: Konsep, Ragam, Kritik, dan Masa Depannya. Yogyakarta : CVQalam.
Indriani Farida. 2009. Perjuangan identitas Orang Kajang di Bulukumba Sulawesi Selatan. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar.
Kaelan, 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta : Paradigma.
Kajeng, I Nyoman. 2005. Sārasamuccaya dengan Teks Bahasa Sansekerta dan Jawa Kuna. Surabaya : Paramitha.
Kaplan, David. 2002. Teori-Teori Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kamajaya, Gede. 1999: Hukum Evolosi Roh (Brahma Cakra). Surabaya : Paramita.
Kartono. 1986. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.
Kembar Kerepun, Made. 2004. Benang Kusut Nama Gelar di Bali. Denpasar :CV Bali Media Adhikarsa.
Kembar Kerepun, Made. 2007. Kelemahan dan Kekuatan Manusia Bali: Sebuah Otokritik. Denpasar : PT Empat Warna Komunikasi.
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Antropologi I. Jakarta : Universitas Indonesia.
Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi. Jakarta : PT Bineka Cipta.
Koentjaraningrat. 2007. Manusiadan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan.
Kuper, Jessica & Adam Kuper. 2000. Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Kutha Ratna, Nyoman, 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Kutha Ratna, Nyoman. 2005. Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Lebacqz, Karen, 1986. Teori-Teori Keadilan, Six Theories of Justice. Bandung: Nusa Media.
Lechte, John. 2001. 50 Filsuf Kontemporere dari Strukturalisme sampai Postmodernitas. Yogyakarta : Kanisius.
Luxemburg,Jan Van. 1992. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Gramedia.
Machan, R. Tibor. 2006. Kebebasan dan Kebudayaan, Gagasan tentang Masyarakat Bebas. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Mantra, Ida Bagus. 1982/1983. Tata Susila Hindu Dharma. Jakarta : Parisada Hind Dharna Pusat.
Mardiwarsito,L. 1990. Kamus Jawa Kuna-Indonesia. Ende : Nusa Indah.
Merta, I Ketut. 2008. “Eksistensi Pura Pan Balang Tamak di Desa Pakraman Bedha Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan : Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna”. Program Pascasarjana Institut Hindu Dharma Negeri, Denpasar.
Moleong, Lexy, 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja.
Muhammad Al-Fayyadi, 2006. Derrida, Yogyakarta : LkiS
Nasution, 1992. Metode Penelitian Naturalistik. Bandung : Tarsito.
Nawawi, H.Hadari.2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Norris, Christoper, 2006. Membongkar Teori Dekontruksi Jacques Derrida. Jogjakarta : Percetakan Al-Ruzz Media.
Novri Susan, 2009. Sosiologi Konflik Isu-isu Konflik Kontemporer, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Nusa Bali, selasa, 3 April 2012
O‟Collins, Gerald dan Edward G. Farrugia. 2010. Kamus Teologi. Yogyakarta : Kanisius.
Parasih, Ni Nengah. 2007. “Dekontruksi Nilai Budaya Dalam Satua Pan Pan Balang Tamak di Desa Kaba-Kaba Kabupaten Tabanan: Perspektif Kajian Budaya”tesis Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar
Pelly, Usman dan Asih Menanti, 1994. Teori-Teori Sosial Budaya. Jakarta : Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan, Ditjen Dikti Depdikbud.
Pendit, I Nyoman S. 1976. Bhagavadgita dengan Teks Bahasa Sansekerta. Jakarta: Departemen Agama RI.
Pereksi, I Made, 1995. Satua Pan Pan Balang Tamak. Denpasar
Pilliang, Yasraf Amir. 2003. Hipersemiotika Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Bandung : Jalasutra.
Pilliang, Yasraf Amir.2006. Spiritualitas dan Realitas Kebudayaan Kontemporer. Jalasutra : Yogyakarta.
Poloma, MargaretM. 2000. Sosiologi Kontemporer. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Pudja, Gede. 1978. Theologi Hindu : Brahma Widya. Jakarta : Mayasari.
Pudja,G. dan Tjokorda Rai Sudarta. 1995. Manawadharmaçastra. Jakarta : Lembaga Penterjemah Kitab Suci.
Putra Wisnawa, Ida Rsi. 1999. Tutur Balang Tamak dalam Pura Balang Tamak Bedha, Griya Daha Bedha Tabanan.
Ritzer, George-, dan Douglas J Goodman. 2005. Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Prenada Media.
Salim, Agus. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial: dari Denzin Guba dan Penerapannya. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya.
Sanggra,I Made.1993. Geguritan Pan Balang Tamak Digubah ke Dalam Gending Bali Bahasa Indonesia.
Sanggra, I Made. 2005. Geguritan Pan Balang Tamak Digubah Ke Dalam Tembang Bali Bahasa Indonesia. Denpasar : Arti Foundation.
Sarup, Madan. 2008. Panduan Pengantar untuk Memahami Postrukturalisme & Posmodernisme. Yogyakarta : Jalasutra.
Sastra Wingarta, Putu. 2009. Meboya, Kearifan Lokal Buleleng dan Restorasi Nilainya; Perspektif Kewaspadaan dan Ketahanan Nasional. Yogyakarta : Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta : Sinar Harapan.
Śivānanda, Śrī Swāmī, 2003. Intisari Ajaran Hindu, Surabaya : Paramita.
Soedarsono, R.M. 1985. Sejarah Kesenian I. Pidato Pengukuhan Guru Besar tetap Universitas Gajah Mada. Yogyakarta : UGM.
Suantika, I Wayan. 2010. Tinggalan Arkeologi di Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan Bali. Denpasar : Kemenbudpar.
Suasthawa Dharmayuda, I Made. 1995. Kebudayaan Bali Pra Hindu, Masa Hindu, dan Pascan Hindu. Denpasar : CV Kayumas Agung.
Sudarto. 2002. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sudikin, Basrowi. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro, Surabaya : Insan Cendekia.
Sudirga dkk. 2007. Widya Dharma Agama Hindu. Jakarta : Ganesa Exact.
Sugiyono. 1992. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: C.V. Alpabeta.
Sujana, Naya. 1994. Dinamika Mayarakat dan Kebudayaan Bali. I Gde . Pitana Editor. Denpasar : BP.
Sukamara, I Made. 1989. “Upacara Masasam pada Masyarakat Hindu di Bali”, Skripsi Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.
Sumardjo,Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung : ITB.
Sumawa dan Tjok Raka Krisnu. 1995. Darsana. Jakarta : Direktorat Bimbingan Masyarakat Hindu dan Budha.
Sunyoto, Usman. 2004. Sosiologi Sejarah, Teori dan Metodologi. Yogyakarta : CIReD
Suparta, I. N K. 2006. Satua Bali Pan Balang Tamak. Denpasar : Kayumas Agung.
Suprayoga, Imam dan Tobroni. 2001. Metodologi Penelitian Sosial – Agama. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sūrya Kānta. 1926. Soerat Boelanan, Penjebar Kitab-Kitab Poesaka dan Sasoeloeh Kemadjoen oemoem.
Susan, Novri, 2009. Sosiologi Konflik & Isu-Isu Konflik Kontemporer. Jakarta: Kencana.
Sutrisno, Mudji & Hendar Putranto Ed. 2009. Teori-Teori Kebudayaan. Kanisius : Yogyakarta.
Sztompka, Piőtr.2005. Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta : Prenada.
Takwin, Bagus. 2010. Akar-akar Ideologi: Pengantar Kajian Konsep Ideologi dari Plato Hingga Bourdieu Yogyakarta : Jalasutra.
Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Gramedia.
Tim. 1992/1993. Kajian Nilai dan Terjemahan Geguritan Cupak-Gerantang. Denpasar : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tim.2002. Kamus Istilah Agama Hindu, Denpasar.
Tim Penyusun.2010. Sejarah Tabanan : Pemetintah Kabupaten Tabanan.
Tim Penyusun, 1998. Tattwa Jñāna. Surabaya : Paramita.
Tinggen, I Nengah. 1994. Satua-Satua Bali (X). Singaraja : Indra Jaya.
Titib, I Made. 1996. Veda Sabda Suci : Pedoman Praktis Kehidupan. Surabaya: Paramita.
Titib. I Made. 2001. Teologi & Simbol-simbol dalam Agama Hindu. Surabaya : Paramita.
Tri Dayakisni, Hudaniah. 2006. Psikologi Sosial. Edisi Revisi. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.
Tusti Eddy, Nyoman. 1991. Mengenal Sastra Bali Modern. Jakarta : Balai Pustaka.
Tusti Eddy, Nyoman. 2002. Tafsir Simbolik Cerita Bagus Diarsa. Denpasar : Yayasan Dharma Sastra.
Varma, V.P. 1974. Studies In Hindu Political Thought And Its Metaphysical Foundations. Delhi : Motilal Banarsidass.
Whaling, Frans,1999. “Penelitian Teologi”, dalam Aneka Pendekatan Studi Agama. Peter Connolly editor. Yogyakarta : LKIS.
Wiana, I Ketut. 2004. Makna Upacara Yajña Dalam Agama Hindu. Surabaya : Paramita.
Windhi Maretha, N Ketut. 2009. “Kekerasan terhadap Anak Di Kota Bekasi-Jawa Barat Perspektif Etika Hindu.” Tesis Program Pascasarjana IHDN, Denpasar.
Yudha, I Wayan. 2005. Eksistensi Awig-awig Desa Pakraman dalam Menyelesaikan Pengingkaran Hak-hak Krama Desa: Studi Kasus di Desa Pakraman Klaci Kaja Kediri Tabanan. Tesis Program Pascasarjana IHDN, Denpasar.
Yusuf Lubis, Akhyar, 2004. Masih Adakah Tempat Berpijak bagi Ilmuwan: Sebuah Filsafat Ilmu Pengetahuan Kaum Posmodernisme. Yogyakarta : AKADEMIA.
Zoetmulder, P.J. 2006. Kamus Jawa Kuno Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Zoetmulder, P.J. 1985. Kalangwan: Sastra Jawa Kuna Selayang Pandang. Jakarta : Djambatan.
Pustaka Sumber
Transkrip Lontar Geguritan Pan Pan Balang Tamak, Turunan Lontar Dimiliki Gedong Kirtya Singaraja. Pusat Dokumentasi Kebudayaan Bali.
Transkrip Lontar Geguritan Pan Balang Tamak, Turunan Lontar Dimiliki Gedong Kirtya Singaraja. Singaraja Gedong Kirtya.
Translitasi Lontar Çiwagama Karya Ida Pedanda Made Sidemen, 1984-1985. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi)

Downloads

Published

30-01-2019

How to Cite

Wastawa, I. W. (2019). Identitas Tokoh Pan Balang Tamak Dalam Teks Dan Konteks Masyarakat Bali. Jayapangus Press Books, i–375. Retrieved from http://book.penerbit.org/index.php/JPB/article/view/373

Issue

Section

Articles