KONVERSI AGAMA: Dampak Dan Makna Bagi Masyarakat Pakuseba

Authors

Abstract

Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan yang Maha Esa), maka buku berjudul “Konversi Agama: Dampak dan Makna Bagi Masyarakat Pakuseba” dapat diselesaikan dengan semaksimal mungkin. Buku ini disusun dengan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan judul “Konversi Agama dari Hindu ke Kristen di Pakuseba Desa Taro Kecamatan Tegallalang Gianyar”.

Konversi agama dari Hindu ke Kristen yang terjadi pada sejumlah warga masyarakat Hindu di Pakuseba telah membawa pergeseran paradigma berpikir masyarakat dari paradigma pluralis ke paradigma kritis dan kembali ke paradigma pluralis. Model berpikir paradigma pluralis tahap pertama ditandai dengan kehidupan masyarakat yang paras paros salunglung sabayan taka. Artinya, bersatu padu dalam ikatan pasukadukaan masyarakat Pakuseba. Model berpikir seperti ini menjadi ciri khas masyarakat Hindu sebagai pengaruh peradaban Hindu yang dibawa pedagang dan pendeta India ke Bali. Homogenitas masyarakat Hindu di Pakuseba sebelum terjadi konversi agama dari Hindu ke Kristen sarat diwarnai hubungan sosial yang berparadigma pluralis.

Cara berpikir berdasarkan paradigma pluralis yang berkembang di lingkungan masyarakat Pakuseba terlihat pascakonversi agama dari Hindu ke Kristen. Kebersamaan dalam perbedaan agama antara umat Hindu dengan umat Kristen di Pakuseba tercermin dalam tradisi penguburan mayat. Indikator paradigma pluralis yang lain ditemukan, baik dalam kegiatan keagamaan maupun dalam kegiatan ekonomi. Dalam konteks kegiatan keagamaan khususnya dalam kegiatan manusa yadnya cukup sering, bahkan telah menjadi tradisi keterlibatan umat Kristn dalam kegiatan Hindu. Sebaliknya, kegiatan perkawinan umat Kristen dihadiri oleh umat Hindu. Hal ini dimungkinkan karena secara geneologis antara umat Kristen dan umat Hindu di Pakuseba masih saling juang kejuang. Artinya, masih ada ikatan yang disebabkan oleh faktor keluarga dan faktor perkawinan. Hal ini menjadi penyebab model berpikir pluralis berkembang di Pakuseba, baik sebelum maupun pascakonversi dari Hindu ke Kristen.

Pada dimensi ekonomi, terjadi hal serupa. IK adalah umat Hindu, manakala membutuhkan tempat bangunan rumah untuk tempat tinggalnya, maka dibantu oleh IT. IT memberikan tanah secara cuma-cuma kepada IK untuk kepentingan pembangunan rumah yang bisa di tempati. Dengan demikian, secara ekonomi perbedaan antara umat Kristen dengan umat Hindu di Pakuseba masih memiliki titik kebersamaan tujuan, yakni tolong-menolong di antara sesama.

Pergeseran cara berpikir masyarakat Pakuseba dari paradigma pluralis ke paradigma kritis terlihat sejak tahun 1966 sampai dengan tahun 1999. Pada masa ini terjadi sikap saling mengkritisi di antara umat Hindu dengan umat Kristen di Pakuseba. Dua komunitas ini saling mengkritik untuk kepentingan saling mendominasi yang lain. Umat Kristen memandang umat Hindu menganut agama kegelapan, apatis, dan agama konservatif. Akibat dari karakteristik agama seperti ini agama Hindu sudah selayaknya ditinggalkan untuk diganti dengan agama Kristen. Umat Kristen memandang agama Kristen lebih maju, lebih rasional, dan agama yang lebih menjanjikan masa depan yang lebih cerah. Umat Hindu tidak kalah dalam menilai agama Kristen. Pada masa inilah Hindu melakukan gerakan-gerekan, yaitu gerakan ngingetin duen desa, gerakan banjar solas, memasalahkan pemasangan papan nama gereja yang anggotanya belum mencapai 100 KK. Konflik ini berakhir dengan berdirinya sebuah lembaga masyarakat yang disebut Lembaga Musyawarah Banjar (LMB) pada tahun 2007.

Mulai saat itu dua komunitas umat bergama, yakni umat Hindu dan umat Kristen menerima putusan-putusan musyawarah yang dihasilkan LMB. Ketika LMB memutuskan bahwa umat Kristen harus membayar iuran berupa beras kepada masyarakat desa pakraman, umat Kristen pun bisa menerima dan membayarnya. Ketika LMB mewajibkan umat Kristen membayar patus ngaben dan patus kematian kepada pihak keluarga yang ditimpa kematian dan pihak keluarga yang memiliki kegiatan upacara ngaben, maka pihak umat Kristen siap mengikuti perintah LMB. Dengan demikian, lahirnya LMB menjadi tonggak berakhirnya paradigma kristis dan memulai paradigma pluralis tahap kedua.

Di atas telah dipaparkan bahwa pergeseran paradigma berpikir dari paradigma kritis ke paradigma pluralis tahap dua ditandai dengan adanya sejumlah kesepakatan antara umat Hindu dan umat Kristen atas hasil musyawarah LMB Pakuseba. Sejumlah kesepatakatan yang dimaksud menyangkut putusan iuran umat Kristen ke desa pakraman yang dibayarkan dalam bentuk beras, iuran dalam bentuk patus ngaben, dan iuran untuk patus kematian. Selain itu, juga disepakati masalah tradisi penguburan, baik untuk masyarakat Hindu maupun tradisi untuk mayat umat Kristen. Secara singkat kesepakatan ini bisa disebutkan bahwa tradisi penguburan, baik di pihak umat Hindu maupun di pihak umat Kristen, dihadiri oleh semua warga Pakuseba tanpa memandang perbedaan agama. Tidak saja menghadiri ritual penguburan, sampai pelaksanaan magebangan dalam tradisi Hindu dan kebaktian penghiburan di pihak Kristen pun harus dihadiri oleh seluruh krama Pakuseba tanpa melihat perbedaan agama.

Semua nama yang merujuk pelaku konversi maupun narasumber dalam buku ini sengaja disingkat untuk menghindari kesalahpahaman. Akhirnya kritik dan saran yang membangun penulis harapkan dari berbagai pihak demi perbaikan untuk penyusunan buku ini berikutnya. Selanjutnya penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun buku ini.

Semoga bermanfaat.

References

Abdullah, Irwan. 2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Al-Fayyadl, Muhamad. 2005. Derrida. Jogyakarta: LkiS.
Ali, Fabri. 1989. “Tanah dan Eksistensi Petani”, Prisma. Volume 18. Nomor 4. halaman 52-53.
Aman, Peter C. 2007. “Manusia dan Ciptaan: Perspekrif Moral” dalam Majalah Basis Nomor 05-06 Tahun ke-56 Juni 2007.
Amiruddin, al Rahab. 2008. “Kekerasan Komunal di Indonesia: Sebuah Tinjauan Umum” dalam majalah Dinitas. Volume V. No.1. Tahun 2008. Jakarta: ELSAM.
Anderson, Perry. "The Antinomies of Antonio Gramsci." New Left Review I/100. 1976.
Arwata, A.A. Ngurah. 2008. “Banten, Konotasi dan Kekinian” dalam Majalah Sarad Nomor 97 Mei 2008.
Aziz. 2006. Esai-esai Sosiologi Agama. Jakarta: Diva Pustaka.
Babe, Robert E. 2011. Rangkuman Buku Cultural Studies and Political Economy Versi PDF.
Barker. 2005. Cultural Studi. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
Berger.1966. The Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociology of Knowledge. Garden City: Doubleday.
Bertens, Kees. 2001.Filsafat Barat Kontemporer: Prancis. Jakarta: PT Pustaka Gramedia.
Buttigieg. 2005. "The Contemporary Discourse on Civil society: A Gramscian Critique," Boundary 2,
Buttigieg. 2006. "The Impoverisment of Civil Society," Boundary 2.
Cavallaro, Dani. 2004. Critical and Cultural Studi Theori. Yogyakarta: Niagara.
Congregation for the Clergy. 1997. General Directory of Catechesis. Homebush: St. Paul Publications.
Covarrubias, Miguel. 1972. Island of Bali . Oxford University, Kualalumpur, Singapur, Djakarta: PT Indra.
Dhanamony. 2006. Fenomenologi Agama. Yogyakarta : Kanisius.
Dijk, R Van. 1982. Pengantar Hukum Adat Indonesia. Bandung: Sumur Bandung.
Donder. 2004. Brahmawidya Teologi Kasih Semesta. Surabaya: Paramita.
Donder. 2006. Pancadatu, Atom, Atma, dan Animisma. Surabaya: Paramita.
Donder. 2007. Kosmologi Hindu. Surabaya: Paramita.
Dowly, Tim (ed.). 1977. The History of Christianity. Lion Publishing.
Edward S. Herman & Noam Chomsky. 1988. Manufacturing Consent: The Political Economy of the Mass Media. New York: Pantheon Books.
Eiseman, J.R. Fred B. 2000. Bali Sekala Niskala, Essay On Reigion, Ritual and Art. Jakarta: CV Java Books.
Endraswara, Swardi. 2003. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Eriyanto. 2000. Kekuasaan Otoriter dari Gerakan Penindasan Menuju Politik Hegemoni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Farhan. 2007. Hubungan Pendidikan Agama dengan Perubahan Prilaku. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra: dari Strukturalisme Genetik sampai Post-Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fiske, John. 2007. Cultural and Comunikation Studies, Sebuah Pengantar Paling Komprehensif. Terjemahan Yosal Iriantara dan Idi Subandu Ibrahim. Yogyakarta: Jalasutra.
Fiske. 2004. Cultural dan Comunication Studies. Yogyakarta: Jalasutra.
Foucaullt, Michel. 1990. The History of Sexuality: An Introduction. Volume I. Vintage Books.
Fruit. D.G. dan Rubin J.Z. 2004. Teori Konflik Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Gidden. 2001. Globalisasi Merombak Kehidupan Kita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Gidden.2003. Masyarakat Pos-Tradisional. Yogyakarta : IRCiSoD.
Giner, Salvador. The Withering Away of Civil Society? Praxis International. Vol.5. No.3. October 1985.
Gorda, I Gusti Ngurah. 1996. Etika Hindu dan Perilaku Organisasi. Denpasar : PT Widya Laksana Denpasar.
Gramsci.1999.Selection from the Prison Notebooks (Selanjutnya Disingkat SPN). Editor Quintin Hoare dan Geoffrey Nowell Smith. New York, International Publisher.
Habermas, Juergen. "The Theory of Communicative Action," Beacon Press (March 1, 1985
Hadiwijono. 1983. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius.
Hegel, G. W. F. 2002. Filsafat Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Heinrich, Max, Change of Heart dalam American Journal of Sociology.Vol. 83. Nomor 3.
Hendropuspito, D. 1983. Sosiologi Agama. Yogyakarta : Kanisius.
Henricus, W. Ismanthono. 2003. Kamus Istilah Ekonomi Populer. Jakarta: Buku Kompas
Henslin, James M. 2006. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Edisi Keenam. Jilid Pertama. Terjemahan Sunarto dan Prof. Kamanto. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hobbes, Thomas. "Leviathan," Touchstone; 1st Touchstone Ed Edition (February 1, 1997)
Holid, M. 2008. Masyarakat sebagai Dikursus. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Ibrahim, Idi Subandy. 2007. Budaya Populer sebagai Komunikasi. Jogyakarta: Jalasutra.
Ismail, M. Al-Husaini. 2008. Menangkal Propaganda Misionaris. Jakarta: Pustaka Al-kautsar
Jalaludin. 2004. Psikologi Agama Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Press.
Jorgensen dkk. 2007. Analisis Wacana Teori dan Metode. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kajeng, dkk. Sarasamuccaya. Surabaya: Paramita.
Komala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung: Widya Padjadjaran.
Komaruddin, dkk. 2002. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Lechte, J. 2001. 50 Filsuf Kontemporer: dari Strukturalisme sampai Posmodernitas. Yogyakarta: Kanisius.
Locke, John. "Second Treatise of Government," The Liberal Arts Press. 1952 (January 1, 1952).
Lubis, Akhyar Yusuf. 2004. Masih Adakah Tempat berpijak Bagi Ilmuwan, Sebuah Uraian Filsapat Ilmu Pengetahuan Kaum Posmodernis. Bogor: AKADEMIA.
Mahony. 1998. The Artful Universe: an Introduction to the Vedic Religius Imanination. Albany: State University of New York Press.
Marzali. 2005. Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta: PRENADA MEDIA.
Mulyadi dkk. 2006. Toleransi Beragama. Yogyakarta: Pamularsih.
Murphy, Joseph. 2009. Keajaiban Kekuatan Pikiran. Yogyakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Norris, Christopher. 2008. Membongkar Teori Dekonstruki Jacques Derrida. Jogyakarta: AR-RUZZ MEDIA GROUP.
Nottingham. 1985. Masyarakat dan Agama. Rajawali : Jakarta.
Oka, I Gusti Ngurah. 2000. Himpunan Peraturan tentang Pemberdayaan Desa Pakraman di Bali, Denpasar: Majelis Pembina Lembaga Adat Propinsi Bali.
Pendit. 1995. Hindu dalam Tafsir-Modern, Denpasar : Yayasan Dharma Naradha.
Pendit. 2002. Bhagawadgita. Jakarta: CV Pelita Nusantara Lestari.
Phalgunadi . 2011. Sekilah Sejaran Evolusih Agama Hindu. Denpasar: PT Mabakti.
Piliang. 2003. Hipersemiotika. Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Yogyakarta: Jalasutra.
Pirolo, Neal. 2006. Melayani sebagai Pengutus. Jakarta: OM Indonesia.
Poerwadarminta, W.J.S. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Prabhupada, Swami A.C. Bhaktivedanta. 1986. Bhagavadgita Menurut Aslinya. Jakarta : Kesadaran Krishna.
Puja dan Sudarta. 2002. Manawa Dharma Sastra. Jakarta: CV Pelita Nusantara Lestari.
Puja, 1977. Hukum Kewarisan yang Diresepir ke dalam Hukum Adat di Bali dan Lombok. Jakarta:
Purwanto, Setyo. 2007. Artikel Psikologi Klinis dan Perkembangan. Bloq at WordPress.Com
Putra, Wiasa, I.B. Bali dalam Perspektif Global. Denpasar: Upada Sastra.
Ridley, Mark. 1991. Masalah-masalah Evolusi. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Robert B. Pippin dan Otfried Hoffe (Editor).2004. Hegel on Ethics and Politics. Cambridge.
Sagala, Viktor Mangapul. 2006. Landasan Hidup dan Kinerja Gereja Kemah Injil Indonesia Tahun 2006-2011.
Sanderson.1993. Sosiologi Makro: Sebuah Pendekatan terhadap Realitas Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sastropoetro, Santosa. 1991. Propaganda: Salah Satu Bentuk Komunikasi Massa. Bandung: Alumni.
Seken, I Ketut. 2003. Motivasi Konversi Agama pada Masyarakat Segehe dan Muntigunung Karangasem. Tesis Universitas Hindu Indonesia di Denpasar.
Selden, Raman and Peter Widdowson. 1993. A Reader’s Guide to Contemporary Literary Theory: Third Edition. Kentucky: The University Press of Kentucky.
Siwu, Ricard.1996. Misi dalam Pandangan Ekumenikel dan Evangelikel Asia. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Soepomo. 1966. Hukum Adat. Jakarta: Universitas Indonesia.
Somvir.2001. 108 Mutiara Veda. Surabaya: Paramita.
Spadly, J.P. 1997. Metodologi Etnografi. Yogyakarta: PT Tiara Wicana
Subramuniyaswami. 2005. Bagaimana Menjadi Hindu. Media Hindu
Sudarsana, I. K. (2017, October). Pengembangan Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal Untuk Mewujudkan Toleransi Antar Umat Beragama. In Prosiding Seminar Nasional Filsafat (pp. 216-223).
Sudarsana, I. K. (2018). Peranan Keluarga Hindu Dalam Mengantisipasi Perpindahan Agama.
Soares, F., & Sudarsana, I. K. (2018). Religious Harmony Among Senior High School Students Multicultural Education Case Study in the Cova-Lima District of East Timor. Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, 2(1), 154-162.
Surpha, I Wayan. 2002. Seputar Desa Pakraman dan Adat Bali. Denpasar: Bali Post.
Surpi, Ni Kadek Aryadharma. 2011. Membedah Kasus Konversi Agama di Bali. Surabaya: Paramita.
Sutrisno, Muji dan Putranto Hendar. 2004. Hermrneutik Pascakolonial. Yogyakarta : Kanisius.
Suyanto. 2008. Humanisasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Talreja, Kanayalal M. 2005. Veda dan Injil Suatu Studi Komparatif. Media Hindu
Titib, I Made. 2001. Teologi dan Simbol-simbol dalam Agama Hindu, Surabaya : Paramita.
Titib, I Made. 2003. Purana: Sumber Ajaran Hindu Komprehensif, Surabaya: Paramita.
Tjokorda Raka Dherana. 1995. Desa Adat dan Awig-awig dalam Struktur Pemerintahan Bali. Denpasar: Upada Sastra.
Turner, Brian. 2000. Teori-teori Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Turner, S. Brian. 2006. Agama dan Teori Sosial. Yogyakarta: IRCiSoD.
Ulil Abshar-Abdalla. 2005. ‘Menjadi Muslim Liberal’ Jember: Jaringan islam Liberal
Wach, Joachim. 1984. Ilmu Perbandingan Agama: Inti dan Bentuk Pengalaman Keagamaan. Jakarta : CV Rajawali.
Wahid dkk. 2004. Dialog : Kritik & Identitas Agama. Yogyakarta : lnstitut Dian.
Walter L. Adamson, "Gramsci and The Politics of Civil society," Praxis International 7:3/4, Winter, 1987/8.
Van Djik, Teun. 1993. Discourse and Society. Vol 4 (2). London, Newbury Park and New Delhi: Sage.
Wijaya, Nyoman. 2003. Serat Salib dalam Lintas Bali (Menapak Jejak Pengalaman Keluarga Gereja Kristen Protestan Bali), Denpasar: Yayasan Samaritan
Wingate, Andrew. 1981. A Study of Conversion from Christianity t. Two Tamil Villages. Cambridge.
Wisarja, K., & Sudarsana, I. K. (2018). Konstruksi Masyarakat Menurut Mahatma Gandhi. ARISTO, 6(2), 202-224.
Visvanathan. 2000. Apakah Saya Orang Hindu ? (Terjemahan. Denpasar : Manikgeni.
Yolagani. 2007. Hegemoni dan Budaya. Yogyakarta: IRCiSoD.
Zaehner, Robert C. 1992. Kebijaksanaand dari Timur : Beberapa Aspek Pemikiran Hinduisme. Jakarta : Gramedia.

Downloads

Published

30-11-2018

How to Cite

Raka, I. N., & Sudarsana, I. K. (2018). KONVERSI AGAMA: Dampak Dan Makna Bagi Masyarakat Pakuseba. Jayapangus Press Books, i–132. Retrieved from http://book.penerbit.org/index.php/JPB/article/view/120

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>